“Insun medal, insun madangan” yang maknanya adalah “aku lahir untuk menerangi”, merupakan sebuah ungkapan dari Prabu Tadjimalela, penguasa Sumedanglarang yang dikukuhkan sebagai motto daerah Sumedang. Ungkapan tersebut tampaknya relevan tatkala menggambarkan visi hidup Naufal Al-Zahra, seorang alumni Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Siliwangi (Unsil).
Sejalan dengan ungkapan di atas, pria yang akrab disapa “Upal” oleh rekan sejawatnya ini merupakan alumni kelahiran Kabupaten Sumedang, 6 April 2001. Di daerah inilah Naufal dibesarkan hingga lulus dari SMA Negeri 1 Sumedang pada 2019. Pasca lulus SMA, Naufal melanjutkan studi ke Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Siliwangi (Unsil)
Semasa di kampus, Naufal menjadi salah satu mahasiswa yang aktif berorganisasi. Baginya, organisasi merupakan unsur yang sulit dipisahkan dari kehidupannya. Ia pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HIMAS) FKIP Unsil (2021), Kepala Bidang Media dan Kemitraan Pengurus Harian Masjid Al-Muhajirin Unsil (2022), dan Anggota Divisi Pendidikan GenBI (2022). Setelah lulus dari kampus, ia didaulat sebagai Sekretaris PD Pemuda Persis Kab. Sumedang Masa Jihad 2022-2025 dan Anggota Bidang Hukum, HAM, dan Analisis Kebijakan Publik PW Pemuda Persis Jawa Barat Masa Jihad 2023-2027.
Kesibukannya dalam berorganisasi tidak membuat Naufal abai dalam bidang akademik. Selama menjadi mahasiswa, Naufal sangat produktif menerbitkan tulisan ber-genre sejarah populer di berbagai media massa seperti majalah Risalah, harian Radar Tasikmalaya, harian Sumedang Ekspres, dan situs Jejak Islam untuk Bangsa (JIB). Naufal meraih Juara I Lomba Penulisan Artikel Media Massa pada Milad 48 Tahun Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan telah menyandang predikat “kompeten” sebagai penulis sejarah oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P2 Kebudayaan Kemendikbud. Dua pencapaian tersebut diraih oleh alumni Pendidikan Sejarah Unsil ini pada 2023
Naufal juga telah menerbitkan tiga buku solo. Dua buku ia terbitkan ketika masih duduk di bangku perkuliahan. Judul bukunya yaitu K.H. E. Syamsuddin: Pejuang Dakwah dan Pembina Masyarakat (Rumah Literasi Publishing, 2021) dan Risalah Zaman: Riwayat Manusia-Manusia Hebat (Rumah Literasi Publishing, 2022). Setelah lulus dari kampus, Naufal menerbitkan skripsinya yang berjudul Dinamika Hubungan Partai Masyumi dengan Partai Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 1952-1960 menjadi sebuah buku dengan judul Romantika Perjuangan Masyumi dan NU pada 2024. Buku tersebut diterbitkan oleh sebuah penerbit mayor, Pro-U Media di Yogyakarta. Di luar buku-buku tersebut, Naufal telah menerbitkan banyak buku antologi dan kolaborasi seperti buku Sejarah Persis Sumedang 1930-2020 (Media Kalam, 2021)
Salah satu pengalaman paling berkesan yang pernah dirasakan Naufal selama menjadi mahasiswa ialah ketika dipilih menjadi delegasi kampus dalam program International Internship di Provinsi Krabi, Thailand pada pertengahan 2022 silam. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Asocciation of Education and Culture International (AECI) dengan sejumlah kampus di Indonesia, salah satunya Unsil. Melalui program ini, Naufal mengaktualisasikan pengalaman mengajarnya kepada para peserta didik di Thailand. Ia tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Sejarah Unsil pertama yang mengikuti program tersebut. Berbekal pengalamannya di bidang akademik maupun non-akademik ini, Naufal berhasil meraih Beasiswa Bank Indonesia (BI) pada 2022.
Mengenai semua pencapaiannya ini, Naufal merasa bersyukur. Ia menyatakan bahwa semua pencapaian ini tidak bisa diperoleh serba instan. Sederet pencapaiannya diraih dengan penuh kesabaran dan keuletan.
Menurutnya, bidang akademik dan non-akademik dapat berjalan beriringan. Keduanya dapat saling melengkapi dan menguatkan, selama mampu mendudukkannya dalam skala prioritas yang proporsional. Naufal mengingatkan, bahwa semua bidang dapat dilakoni mahasiswa akan tetapi tugas utama mahasiswa adalah belajar.
Ketika ditanya megenai visi hidupnya, Naufal mengungkapkan bahwa, sebagai urang Sumedang, sebisa mungkin ia harus tampil sejalan dengan ungkapan “insun medal, insun madangan” yakni bercita-cita menjadi “sosok penerang” (baca: pemberi manfaat) bagi banyak orang.
Pria yang saat ini telah berusia 23 tahun ini telah meraih gelar sarjana (S1) dan lulus dari kampus dengan predikat cumlaude pada 2023. Kini, Naufal sedang menempuh program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan di kampus yang sama serta aktif sebagai pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) di Ma’had Aly Al-Asma Sumedang (Pondok Pesantren Tinggi).